Kompleks Rumah Tuo Tanah Periuk/Firdaus |
Bumi Tanah Sepenggal adalah sebuah kawasan yang terdiri dusun-dusun yang berada di Kecamatan Tanah Sepenggal dan Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, yang memiliki kesamaan budaya, bahasa, dan juga agama. Pada abad ke 17 sekelompok orang yang dipimpin oleh Sultan Mangkubumi menginjakkan kaki untuk pertama kali di Bumi Tanah Sepenggal tepatnya di Dusun Tanah Periuk.
Menurut cerita turun temurun yang beredar di Dusun Tanah Periuk, Sultan Mangkubumi merupakan seorang bangsawan yang berasal dari Kesultanan Mataram. Beliau meninggalkan Mataram dikarenakan beliau hendak mencari ketenangan hidup dan ingin melupakan semua permasalahan yang terjadi di negerinya yaitu Kesultanan Mataram.
Dalam perjalanannya dari Mataram, Sultan Mangkubumi ditemani oleh prajuritnya dan juga adiknya Putri Candi. Walaupun ditengah perjalanannya Putri Candi pergi sendiri dengan beberapa prajurit dengan kapal sendiri yang tidak lagi bersama Sultan Mangkubumi.
Pada abad ke 17 Sultan Mangkubumi bersama rombongannya menginjakkan kakinya untuk pertama kali di Bumi Tanah Sepenggal tepatnya di Dusun Tanah Periuk, pada saat itu wilayah Tanah Sepenggal masih berupa hutan belantara. Di tempat barunya tersebut Sultan Mangkubumi dan rombongannya membuat rumah dari kayu dengan beratapkan rumbia serta membuat periuk yang terbuat dari tanah liat.
Setelah berbulan-bulan lamanya Sultan Mangkubumi tinggal didaerah tersebut, Sultan Mangkubumi akhirnya teringat dengan adiknya Putri Candi yang juga pergi dari Mataram dan berpisah dengannya dalam perjalanan. Sultan Mangkubumi pun marah terhadap dirinya sendiri mengapa ia baru teringat akan adiknya sekarang. Kemarahan Sultan tak tertahan sebuah periuk besar yang terbuat dari tanah ditendangnya hingga pecah dan jatuh ke sungai batang tebo. Dari peristiwa tersebut lah daerah tersebut dinamakan Tanah Periuk (periuk yang terbuat dari tanah).
Penyesalan Sultan Mangkubumi yang terlambat memikirkan nasib adiknya, membuat ia merenung di tepi sungai batang tebo. Namun disaat ia sedang duduk-duduk dipinggir sungai batang tebo, dia melihat banyaknya balok kayu yang hanyut disungai. Sultan Mangkubumi berfikir jika ada balok kayu disungai berarti ada yang memotong kayu tersebut. Jika ada yang memotong kayu tersebut, siapakah yang memotongnya ?. Mungkinkah sudah ada kehidupan di hulu sungai batang tebo ?
Pertanyaan tersebut akhirnya dicari tau sendiri oleh sultan. Sultan Mangkubumi dan juga beberapa orang prajuritnya langsung berangkat menyusuri hulu sungai batang tebo. Sementara sebagian besar rombongannya masih tetap di Tanah Periuk. Rupanya tak jauh dari Tanah Periuk Sultan Mangkubumi langsung berjumpa dengan adiknya Putri Candi dan juga prajuritnya. Ternyata Putri Candi dan prajuritnya lebih dahulu menginjakkan kakinya di Tanah Sepenggal. Di tempat Putri Candi inilah berdirinya Dusun Candi sekarang.
Komentar
Posting Komentar