Presiden Soekarno saat di Jambi (Kajanglako) |
Kunjungan Bung Karno dan Bung Hatta ke Jambi Tahun 1948 - Pada bulan Juni 1948, disaat perjuangan Bangsa Indonesia
menghadapi Belanda makin memuncak akibat aksi militer Belanda pertama, Presiden
Soekarno berkunjung ke Jambi setelah sebelumnya mengujungi Bukit Tinggi dan
Pekanbaru.
Kedatangan Presiden Soekarno ini merupakan
kunjungan pertama ke Jambi. Kunjungan ini disambut dengan acara Defile dan
kemudian dilanjutkan dengan rapat umum di halaman Residen Jambi. Pada acara
Defile yang juga dimaksudkan untuk unjuk kekuatan (show of force) ini pasukan
TNI Sub Territorial Djambi (STD) mengerahkan seluruh kekuatannya dengan
persenjataan antara lain Anti Air Craft (AAC) dan senapan mesin berat 12,7.
Acara defile ini juga diikuti oleh pasukan ALRi, AURI, pasukan polisi RI, dua
peleton Kesatuan Tentara Pelajar, organisasi-organisasi pejuang, palang merah
dan organisasi wanita.
Dalam rapat umum yang juga dihadiri oleh
masyarakat dari luar Kota Jambi, Presiden Soekarno mengajak rakyat Jambi untuk
berjuang terus sampai tercapainya cita-cita kita bersama yaitu mendirikan Negara
Republik Indonesia yang berdaulat dari Sabang sampai Merauke. Pada kesempatan
tersebut rakyat Jambi menyerahkan dana hasil pengumpulan dari masyarakat untuk
membeli pesawat terbang. Presiden menerima sumbangan rakyat Jambi tersebut
dengan gembira dan kelak sumbangan tersebut dibelikan pesawat dakota dengan kode
RI 002.
Pada 6 november 1948 beberapa minggu
sebelum Belanda melancarkan aksi militer yang kedua, Wakil Presiden Mohammad
Hatta mengunjungi Jambi untuk yang kedua kalinya. Hari itu juga Hatta mengadakan
pertemuan dengan anggota DPR Keresidenan Jambi dan pemuka-pemuka masyarakat
Jambi.
Dalam pertemuan tersebut wakil presiden
menjelaskan bahwa perundingan antara Belanda dan Indonesia menghadapi jalan
buntu. Oleh karena itu, jika Belanda menyerang Indonesia, beliau mengharapkan
kesatuan-kesatuan pejuang Republik Indonesia untuk dpaat melanjutkan perjuangan
dengan perang gerilya. Beliau juga menerangkan apabila pemerintah Republik
Indonesia di Yogyakarta ditawan Belanda maka di Sumatera telah dipersiapkan
pembentukan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang akan dipimpin
oleh Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawiranegara. Jika sumatera tidak dapat
dipertahankan, maka PDRI akan membentuk pemerintahan pelarian di Burma atau
India.
Untuk menghadapi segala kemungkinan ini
wakil presiden mengharapkan agar rakyat Jambi dapat memberikan bantuan uang
sebesar 380.000 strait dollar. Bantuan tersebut disanggupi oleh Dewan Pertahanan
Daerah Jambi dan Pemerintah Keresidenan Jambi dan besoknya sebelum meninggalkan
Jambi bantuan tersebut diserahkan kepadal Wakil Presiden Mohammad Hatta oleh
Komandan Sub Territorial Djambi (STD) Kolonel Abunjani.
Apakah bung karno datang lewat jalur darat
BalasHapus