Langsung ke konten utama

Perkembangan Pendidikan di Dusun Rantau Embacang

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia.  Melalui pendidikan inilah seseorang bisa menjadi manusia yang seutuhnya.  Dan  baik dan buruknya kualitas sumber daya manusia(SDM) suatu negara juga  tergantung dengan kualitas pendidikannya. Sehingga tidak heran jika negara-negara maju begitu memperhatikan kualitas pendidikan mereka. Dan di Indonesia sendiri pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam pembangunan bangsa dan negara. Sehingga konstitusi kita mewajibkan negara untuk mengalokasikan 20% dari total APBN untuk pendidikan.

Nah, bagaimana kondisi pendidikan di dusun Rantau Embacang ?

Pendidikan Agama
Madrasah Nurul Huda

Pada tahun 1930-an hingga 1970-an bebarapa pemuda dusun Rantau Embacang dikirim ke kota Jambi untuk menuntut ilmu agama dibeberapa pesantren di Kota Jambi. Beberapa diantaranya ada yang nyantri di Pondok Pesantren Nurul Iman dan ada juga yang nyantri di Pondok Pesantren As’ad. Tujuan pengiriman ini adalah untuk memperdalam ilmu agama islam sehingga sekembalinya dari nyantri para pemuda tersebut bisa mengajarkan pengetahuan agama islam kepada masyarakat dusun Rantau Embacang. Tujuan tersebut benar-benar tercapai berkat gagasan alumni Pesantren Nurul Iman tahun 30-an, maka pada tahun 1942 Madrasah Nurul Huda didirikan di Dusun Rantau Embacang. Letak madrasah ini di Mudik Bukit dan bentuk bangunannya mengikuti gaya bangunan Pesantren Nurul Iman dengan tiga lantai. Alumni-alumni pesantren Nurul Iman selain menjadi pegawai syarak juga menjadi pengajar di Madrasah ini hingga hari ini. Kemudian dengan bertambah banyaknya penduduk Rantau Embacang dan luasnya wilayah maka dibangun pula sebuah madrasah yang bertempat di Taman Jaya dengan nama Madrasah Akhfadz.

 

Madrasah Nurul Iman

Kemudian sejak era tahun 1980-an hingga hari ini  pesantren-pesantren di Kota Jambi tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan masyarakat dusun Rantau Embacang untuk menuntut ilmu agama. Para orangtua didusun Rantau Embacang lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke pesantren-pesantren lokal Kabupaten Bungo, pesantren-pesantren di Sumatera Barat bahkan hingga pesantren di pulau Jawa.

Pendidikan Umum

Pada tahun 1960-an hingga 1980-an SD Negeri 14/II Pasar Rantau Embacang merupakan satu-satunya sekolah dasar bahkan sekolah umum di dusun Rantau Embacang. Saat itu dusun Pasar Rantau Embacang atau Pasar Rebo masih bagian dari dusun Rantau Embacang. Tidak semua masyarakat dusun Rantau Embacang bisa bersekolah ke SD tersebut. Setidaknya ada 3 faktor yang mendorong masyarakat dusun Rantau Embacang tidak bersekolah waktu itu,

1.Faktor Ekonomi

Pada tahun 60-an hingga awal 80-an merupakan periode tersulit bagi ekonomi masyarakat Rantau Embacang. Pada tahun-tahun tersebut masyarakat dusun Rantau Embacang memperoleh penghasilan dengan menjual hasil-hasil pertanian seperti jagung, singkong, dan sayur mayur.  Sedangkan karet alam yang merupakan komoditi utama dusun Rantau Embacang saat ini belum menjadi prioritas warga saat itu, selain harganya yang murah cara pengelolaan karet yang benar juga belum diketahui masyarakat. Sehingga praktis masyarakat Rantau Embacang hanya mengandalkan penjualan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

2. Faktor Kesadaran

Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian masyarakat Rantau Embacang masih menganggap pendidikan itu tidak penting. Sehingga pada tahun 60-an hingga 80-an anak-anak disuruh bekerja membantu orangtua diladang. Akibatnya  pendidikan anakpun tergadai. Faktor kesadaran inipun masih bertahan hingga hari ini.

3. Faktor Geografis

Seperti yang sudah saya jelaskan diatas SD Negeri 14/II terletak di Pasar Rantau Embacang atau Pasar Rebo. Ini artinya anak-anak pada waktu itu harus melewati sungai batang tebo dan berjalan sejauh 2 KM untuk mencapai sekolah tersebut. Melintasi sungai batang tebo lah yang paling ditakutkan anak-anak pada waktu terlebih lagi pada waktu sungai batang tebo lagi pasang. Keadaan demikian membuat anak-anak Rantau Embacang mengulurkan niat mereka untuk bersekolah.

Perkembangan selanjutnya pendidikan umum di dusun Rantau Embacang cukup menarik, Sekolah Dasar pertama dibangun di dusun Rantau Embacang tepatnya di bukit cermin dengan nama SD Negeri no. 150/II Rantau Embacang atau lebih dikenal dengan SD Inpres. Kemudian beberapa tahun berikutnya  dibangun pula SMP Negeri 3 Tanah Sepenggal di Taman Jaya. Dengan demikian lengkap sudah sekolah pendidikan 9 tahun di Rantau Embacang.

Demikian Informasi tentang pendidikan di Rantau Embacang. Semoga Bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sapaan dan Kekerabatan Dalam Bahasa Rantau Embacang

Berikut adalah kata sapaan dan kekerabatan  dalam Bahasa Rantau Embacang: Ninek Tan : Kakek Ninek No : Nenek Abang : Kakak laki-laki Kulup : Kakak laki-kaki Upik : Kakak perempuan Ayuk : Kakak perempuan Jika ayah ataupun ibu kita punya saudara, maka kata-kata dibawah inilah yang dipakai untuk memanggil paman atau bibi. Misalkan ayah kita punya 8 saudara yang terdiri dari 6 Laki-laki dan 2 perempuan, ini hanya sebagai contoh tapi kuncinya adalah paman tertua dipanggil “wo” dan paman termuda dipanggil “cik”. Berikut penjelasannya:     Wo  (Paman tertua, tapi kadangkala bisa dipakai untuk Bibi tertua)     Ngah  (Biasa dipakai untuk Paman yang usianya dibawah paman tertua atau “wo”, tapi kadangkala  Ngah juga bisa dipakai untuk bibi yang tentu usianya harus dibawah paman tertua)     Pitam (Paman)     Naghang (Bisa dipakai untuk paman dan bibi)     Pak njang (Paman)     Pandak (Bisa dipakai untuk paman dan bibi)     Itek (Bibi)     Cik (Biasa dip

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan/Dusun dalam Wilayah Kabupaten Bungo

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan/Dusun dalam Wilayah Kabupaten Bungo - Kabupaten Bungo terdiri dari 17 Kecamatan yang terbagi lagi atas 141 dusun dan 12 kelurahan. Berikut adalah nama-nama kecamatan serta nama-nama kelurahan/dusun dalam wilayah Kabupaten Bungo : 1. Kecamatan Bathin II Babeko Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin II Babeko : Dusun Babeko Dusun Sepunggur  Dusun Simpang Babeko Dusun Tanjung Menanti  Dusun Suka Makmur Dusun Tuo Sepunggur 2. Kecamatan Bathin II Pelayang Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin II Pelayang : Dusun Pelayang Dusun Peninjau Dusun Pulau Kerakap  Dusun Seberang Jaya Dusun Talang Silungko 3. Kecamatan Bathin III Daftar nama Dusun/Kelurahan di Kecamatan Bathin III : Kelurahan Manggis Kelurahan Bungo Taman Agung Kelurahan Sungai Binjai Dusun Lubuk Benteng Dusun Air Gemuruh Dusun Purwo Bakti Dusun Sarana Jaya Dusun Teluk Panjang 4. Kecamatan Bathin III Ulu Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin III Ulu : Dus

Apa Arti Lambang Kabupaten Bungo ?

Setiap daerah pasti mempunyai lambang yang biasanya diambil dari karakteristik dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Artinya suatu lambang tentu memiliki arti dan menjadi ciri khas dari masyarakat daerah tersebut. Berikut adalah arti dari lambang daerah Kabupaten Bungo yang sebagian besar bersumber dari bungokab.go.id Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo Sebanyak 8 Helai Ini melambangkan bahwa Kabupaten Bungo terdiri dari 8 buah eks marga yaitu: Bathin II Babeko, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin II Babeko, Bathin III Ilir, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin III, Kecamatan Pasar Muara Bungo, Kecamatan Rimbo Tengah, dan Kecamatan Bungo Dani, Bathin VII, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Muko-Muko Bathin VII dan Kecamatan Rantau Pandan, Bathin III Ulu, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah Tumbuh, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Tanah Tumbuh, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dan Kecamatan Bathin II Pelayang, Tanah Sepengg