Langsung ke konten utama

Profil Dusun Rantau Embacang


Dusun Rantau Embacang (Kode Pos : 37263 salah satu dusun (desa) di Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Dusun ini berjarak 15 KM dari ibukota Kecamatan, 30 KM dari ibukota Kabupaten Bungo dan sekitar 286 KM dari Kota Jambi. Kampung Bukit Cermin merupakan pusat pemerintahan dusun Rantau Embacang. Pada tahun 2012 dua kampung dalam wilayah Dusun Rantau Embacang yaitu Kampung Lintas Raya dan Kampung Dusun Baru resmi dimekarkan menjadi dusun baru dengan nama Dusun Rantau Makmur. Kemudian pada tahun 2014 Kampung Bukit Cermin dipecah menjadi dua kampung yaitu Kampung Bukit Cermin (induk) dan Kampung Bukit Jaya Inpres, begitu pula dengan Kampung Taman Jaya juga dipecah menjadi dua yaitu Kampung Taman Jaya (induk) dan Kampung Kerang Jaya. Sehingga dengan demikian saat ini Dusun Rantau Embacang terbagi enam kampung, yaitu :
  1. Sungai Samak
  2. Air Mancur
  3. Bukit Cermin
  4. Bukit Jaya Inpres
  5. Taman Jaya 
  6. Kerang Jaya
Adapun batas-batas Dusun Rantau Embacang adalah sebagai berikut:
  1. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Rantau Makmur
  2. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Tebing Tinggi
  3. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Pasar Rantau Embacang
  4. Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Paku Aji
Dusun Rantau Embacang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) batang tebo yang merupakan anak sungai batanghari. Sehingga menyebabkan sebagian besar masyarakat memanfaatkan sungai ini sebagai tempat mandi, cuci, kakus (MCK). Selain itu sungai juga dimanfaatkan warga untuk mencari ikan.

Islam di Dusun Rantau Embacang

Dusun Rantau Embacang merupakan dusun yang religius dan menjunjung tinggi adat istiadat. Peran ulama' dan nenek mamak sangat dominan dalam kehidupan masyarakat Rantau Embacang. Hari-hari raya besar islam selalu dirayakan secara meriah di Dusun Rantau Embacang, seperti dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, begitu pula dalam memperingati Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, dan khataman Al-Qur'an, semua masjid, musholla, surau dan majelis-majelis pengajian mengadakan acara tersebut. Yang ditandai dengan membawakan nasi Beng (nampan). Saat ini di Rantau Embacang terdapat 2 buah masjid, 1 buah Musholla, dan 1 buah surau. Serta terdapat 3 majelis pengajian ibu-ibu, 2 majelis pengajian bapak-bapak, dan 1 majelis pengajian karang taruna, pengajian-pengajian tersebut diselenggarakan setiap satu kali dalam seminggu. Selain sebagai sarana menggali khazanah keislaman, pengajian-pengajian tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah antar sesama masyarakat. Selain itu di Dusun Rantau Embacang terdapat 2 buah Madrasah Ibtidaiyah/Diniyah Takmiliyah sebagai tempat belajar Pendidikan Agama Islam bagi anak-anak Rantau Embacang di sore hari. Selain itu di malam hari juga terdapat beberapa rumah untuk belajar membaca Al-quran bagi anak-anak.

Secara umum dalam satu tahun setidaknya di masyarakat Rantau Embacang terdapat berbagai macam tradisi dalam menyambut hari besar Islam, diantaranya:
  • Makan Nasi Beng
Makan nasi didalam beng (nampan) di Rantau Embacang dilaksanakan pada hari-hari tertentu, seperti pada peringatan Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, Imtihan, dan pada acara Khataman Al-quran. Kegiatan ini ditandai dengan membawa nasi yang dimasukkan kedalam beng beserta lauk pauknya, biasanya yang membawa nasi beng ini adalah para ibu-ibu. Lalu nasi beng itu dimakan secara bersama-sama setelah acara selesai.
  • Masak Lemang
Lemang adalah makanan yang terbuat dari beras ketan (beras pulut) yang dimasak dalam seruas bambu, yang sebelumnya telah digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi tepung beras dicampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang. Di masyarakat Rantau Embacang kadangkala ada juga lemang yang tidak dibuat dari beras ketan melainkan dengan ubi kayu. Acara masak lemang ini dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti satu hari sebelum masuk bulan ramadhan, satu hari sebelum hari raya Idul Fitri dan satu hari sebelum hari raya Idul Adha.
  • Mantai Jawi
Mantai Jawi atau dalam bahasa Indonesia disebut Potong Sapi adalah tradisi memotong sapi yang dilakukan pada saat akan memasuki bulan ramadhan, satu hari menjelang hari raya Idul Fitri dan satu hari menjelang hari raya Idul Adha. Tradisi ini mirip dengan tradisi meugang di Aceh. 
  • Masak Jodah
Sebetulnya Jodah ini mirip sekali dengan Dodol, bagi masyarakat Rantau Embacang memasak jodah dilakukan pada saat menjelang hari raya Idul Fitri.
  • Masak Bubur Asyuro
Bubur asyuro adalah bubur yang dibuat pada hari asyuro atau 10 Muharram tahun hijriah. Bubur ini dibuat secara bergotong royong oleh ibu-ibu biasanya dihalaman masjid. Bahan-bahannya berasal dari sumbangan masyarakat yang dikumpulkan oleh mudim(pengurus masjid) pada hari-hari sebelum tanggal 10 muharram. Bahan-bahannya antara lain beras, kelapa, ikan teri, bawang, dan sebagainya. Bubur ini kemudian dibagikan kepada seluruh masyarakat Rantau Embacang, dan menjadi santapan jamaah masjid pada shalat dzuhur di masjid pada tanggal 10 muharram. Pada hari tersebut selain memasak bubur juga ada tradisi menyantuni anak yatim piatu di masjid.
  • Ziarah Kubur
Dalam tradisi masyarakat Dusun Rantau Embacang, ziarah kubur dilakukan bulan syawal tahun hijriah. Biasanya puncak dari ziarah kubur terjadi pada tanggal 2 syawal atau dalam masyarakat Dusun Rantau Embacang disebut dengan ''hari rayo keduo".

Itulah beberapa tradisi-tradisi Islam yang berkembang dalam masyarakat Dusun Rantau Embacang. Dan demikianlah artikel singkat mengenai Dusun Rantau Embacang.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sapaan dan Kekerabatan Dalam Bahasa Rantau Embacang

Berikut adalah kata sapaan dan kekerabatan  dalam Bahasa Rantau Embacang: Ninek Tan : Kakek Ninek No : Nenek Abang : Kakak laki-laki Kulup : Kakak laki-kaki Upik : Kakak perempuan Ayuk : Kakak perempuan Jika ayah ataupun ibu kita punya saudara, maka kata-kata dibawah inilah yang dipakai untuk memanggil paman atau bibi. Misalkan ayah kita punya 8 saudara yang terdiri dari 6 Laki-laki dan 2 perempuan, ini hanya sebagai contoh tapi kuncinya adalah paman tertua dipanggil “wo” dan paman termuda dipanggil “cik”. Berikut penjelasannya:     Wo  (Paman tertua, tapi kadangkala bisa dipakai untuk Bibi tertua)     Ngah  (Biasa dipakai untuk Paman yang usianya dibawah paman tertua atau “wo”, tapi kadangkala  Ngah juga bisa dipakai untuk bibi yang tentu usianya harus dibawah paman tertua)     Pitam (Paman)     Naghang (Bisa dipakai untuk paman dan bibi)     Pak njang (Paman)     Pandak (Bisa dipakai untuk paman dan bibi)     Itek (Bibi)     Cik (Biasa dip

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan/Dusun dalam Wilayah Kabupaten Bungo

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan/Dusun dalam Wilayah Kabupaten Bungo - Kabupaten Bungo terdiri dari 17 Kecamatan yang terbagi lagi atas 141 dusun dan 12 kelurahan. Berikut adalah nama-nama kecamatan serta nama-nama kelurahan/dusun dalam wilayah Kabupaten Bungo : 1. Kecamatan Bathin II Babeko Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin II Babeko : Dusun Babeko Dusun Sepunggur  Dusun Simpang Babeko Dusun Tanjung Menanti  Dusun Suka Makmur Dusun Tuo Sepunggur 2. Kecamatan Bathin II Pelayang Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin II Pelayang : Dusun Pelayang Dusun Peninjau Dusun Pulau Kerakap  Dusun Seberang Jaya Dusun Talang Silungko 3. Kecamatan Bathin III Daftar nama Dusun/Kelurahan di Kecamatan Bathin III : Kelurahan Manggis Kelurahan Bungo Taman Agung Kelurahan Sungai Binjai Dusun Lubuk Benteng Dusun Air Gemuruh Dusun Purwo Bakti Dusun Sarana Jaya Dusun Teluk Panjang 4. Kecamatan Bathin III Ulu Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin III Ulu : Dus

Apa Arti Lambang Kabupaten Bungo ?

Setiap daerah pasti mempunyai lambang yang biasanya diambil dari karakteristik dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Artinya suatu lambang tentu memiliki arti dan menjadi ciri khas dari masyarakat daerah tersebut. Berikut adalah arti dari lambang daerah Kabupaten Bungo yang sebagian besar bersumber dari bungokab.go.id Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo Sebanyak 8 Helai Ini melambangkan bahwa Kabupaten Bungo terdiri dari 8 buah eks marga yaitu: Bathin II Babeko, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin II Babeko, Bathin III Ilir, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin III, Kecamatan Pasar Muara Bungo, Kecamatan Rimbo Tengah, dan Kecamatan Bungo Dani, Bathin VII, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Muko-Muko Bathin VII dan Kecamatan Rantau Pandan, Bathin III Ulu, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah Tumbuh, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Tanah Tumbuh, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dan Kecamatan Bathin II Pelayang, Tanah Sepengg