Langsung ke konten utama

Sistem Pendidikan di Madrasah/Sekolah Arab di Kab. Bungo

Melihat kehidupan masyarakat melayu Jambi khususnya di Kab. Bungo tidak terlepas dari sentuhan ajaran Islam di semua aspek kehidupan. Sesuai dengan seloko adat melayu Jambi '' adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah. Syarak mengato, adat memakai ''. Seloko ini jelas mengatakan apapun yang ada dalam kehidupan masyarakat melayu tidak boleh bertentangan dengan hukum syariat yaitu Kitabulllah (Al-qur'an dan Sunnah).

Oleh karena itu pemahaman terhadap agama Islam menempati posisi terpenting dalam masyarakat melayu. Para orangtua sejak dini mengajarkan anak-anak mereka tentang agama Islam. Bahkan sejak anak mereka berumur hitungan bulan kalimat tahlil seperti La Ilaha Illallah sering kali terdengar untuk menemani anak-anak mereka.

Selain itu pengenalan huruf hijaiyah(arab) sudah diajarkan sejak dini sama seperti pengenalan huruf latin. Oleh karena itu tidak heran Islam begitu kental pada masyarakat melayu.

Ada dua sarana mempelajari ilmu agama Islam pada masyarakat melayu Jambi khususnya di Kab. Bungo. Yakni Madrasah dan Ngaji Malam.

Pada kali ini saya akan bahas tentang sistem pendidikan Madrasah yang ada di Kab. Bungo.

Madrasah atau di kampung saya sering disebut Sekulah Arab (Sekolah Arab) adalah pusat pendidikan agama Islam di dusun-dusun (desa) di Kab. Bungo. Status madrasah disini berbeda dengan status Madrasah yang berada dibawah Kemenag. Mengingat madrasah disini semua hal baik itu kurikulum maupun peraturan lain tergantung dengan keputusan penduduk di dusun tersebut.

Madrasah disini tidak mengenal adanya ujian, yang ada namanya Imtihan. Imtihan ini diadakan setiap bulan Sya'ban sebagai evaluasi dan penilaian terhadap semua murid madrasah dihadapan para wali murid, masyarakat dusun dan undangan lain bisa pejabat daerah maupun guru-guru madrasah lain. Penjelasan lebih lengkap mengenai Imtihan akan dijelaskan oleh artikel selanjutnya.

Tahun ajaran baru di Madrasah biasanya dimulai pada bulan Zulhijjah atau sesudah hari raya Idul Adha dan berakhir pada bulan Sya'ban atau sebelum bulan Ramadhan pada acara Imtihan.

Dalam seminggu biasanya terdapat 2 hari libur. Hari liburnya sendiri tergantung dengan keputusan majelis guru. Adapun madrasah itu sendiri memiliki Kepala Madrasah, guru, pelayan, dan Komite.

Peran masyarakat dusun sangat besar terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar di Madrasah. Sebab pemilihan guru dan komite tergantung dengan seluruh masyarakat. Attitude, Pemahaman akan agama, menjadi tolak ukur untuk menjadi guru di madrasah.

Hampir semua madrasah saat ini telah menerapkan bayaran perbulan untuk semua murid atau SPP. Besaran bayaran SPP tergantung dengan musyawarah wali murid dengan majelis guru dan komite. Walaupun pada awalnya di Madrasah tidak ada istilah bayaran mengingat dahulunya guru-guru yang mengajar tidak digaji.

Untuk jam belajar di madrasah berlangsung sore hari yaitu antara pukul 13:00-17:00 wib. Biasanya ada 2 mata pelajaran setiap hari dengan satu jeda istirahat.

Untuk murid tidak berbatas usia, siapapun berhak belajar di madrasah, tapi saat ini hampir semua murid merupakan pelajar SD dan SMP, jadi setelah anak-anak SD/SMP pada pagi hingga siang hari belajar pelajaran umum di Sekolahnya maka pada sore hari mereka menuntut ilmu agama di Madrasah.

Adapun mata pelajaran atau bidang studi yang hampir ada disetiap Madrasah di Kab. Bungo adalah sebagai berikut:
1. Tauhid
2. Fiqih
3. Tajwid
4. Nahwu
5. Shorof
6. Bahasa Arab
7. Tarikh
8. Hot Arab
9. Imlak
10. Akhlak
11. Dll



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sapaan dan Kekerabatan Dalam Bahasa Rantau Embacang

Berikut adalah kata sapaan dan kekerabatan  dalam Bahasa Rantau Embacang: Ninek Tan : Kakek Ninek No : Nenek Abang : Kakak laki-laki Kulup : Kakak laki-kaki Upik : Kakak perempuan Ayuk : Kakak perempuan Jika ayah ataupun ibu kita punya saudara, maka kata-kata dibawah inilah yang dipakai untuk memanggil paman atau bibi. Misalkan ayah kita punya 8 saudara yang terdiri dari 6 Laki-laki dan 2 perempuan, ini hanya sebagai contoh tapi kuncinya adalah paman tertua dipanggil “wo” dan paman termuda dipanggil “cik”. Berikut penjelasannya:     Wo  (Paman tertua, tapi kadangkala bisa dipakai untuk Bibi tertua)     Ngah  (Biasa dipakai untuk Paman yang usianya dibawah paman tertua atau “wo”, tapi kadangkala  Ngah juga bisa dipakai untuk bibi yang tentu usianya harus dibawah paman tertua)     Pitam (Paman)     Naghang (Bisa dipakai untuk paman dan bibi)     Pak njang (Paman)     Pandak (Bisa dipakai untuk paman dan bibi)     Itek (Bibi)     Cik (Biasa dip

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan/Dusun dalam Wilayah Kabupaten Bungo

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan/Dusun dalam Wilayah Kabupaten Bungo - Kabupaten Bungo terdiri dari 17 Kecamatan yang terbagi lagi atas 141 dusun dan 12 kelurahan. Berikut adalah nama-nama kecamatan serta nama-nama kelurahan/dusun dalam wilayah Kabupaten Bungo : 1. Kecamatan Bathin II Babeko Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin II Babeko : Dusun Babeko Dusun Sepunggur  Dusun Simpang Babeko Dusun Tanjung Menanti  Dusun Suka Makmur Dusun Tuo Sepunggur 2. Kecamatan Bathin II Pelayang Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin II Pelayang : Dusun Pelayang Dusun Peninjau Dusun Pulau Kerakap  Dusun Seberang Jaya Dusun Talang Silungko 3. Kecamatan Bathin III Daftar nama Dusun/Kelurahan di Kecamatan Bathin III : Kelurahan Manggis Kelurahan Bungo Taman Agung Kelurahan Sungai Binjai Dusun Lubuk Benteng Dusun Air Gemuruh Dusun Purwo Bakti Dusun Sarana Jaya Dusun Teluk Panjang 4. Kecamatan Bathin III Ulu Daftar nama Dusun di Kecamatan Bathin III Ulu : Dus

Apa Arti Lambang Kabupaten Bungo ?

Setiap daerah pasti mempunyai lambang yang biasanya diambil dari karakteristik dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Artinya suatu lambang tentu memiliki arti dan menjadi ciri khas dari masyarakat daerah tersebut. Berikut adalah arti dari lambang daerah Kabupaten Bungo yang sebagian besar bersumber dari bungokab.go.id Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo Sebanyak 8 Helai Ini melambangkan bahwa Kabupaten Bungo terdiri dari 8 buah eks marga yaitu: Bathin II Babeko, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin II Babeko, Bathin III Ilir, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin III, Kecamatan Pasar Muara Bungo, Kecamatan Rimbo Tengah, dan Kecamatan Bungo Dani, Bathin VII, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Muko-Muko Bathin VII dan Kecamatan Rantau Pandan, Bathin III Ulu, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah Tumbuh, sekarang menjadi wilayah Kecamatan Tanah Tumbuh, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dan Kecamatan Bathin II Pelayang, Tanah Sepengg